Pasar Tambun,
Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Melayani warga sekitar Tambun
seperti:
Warga perumahan Bumi Lestari, perum Papan Mas, perum Mangunjaya
I dan II, perum Kompas Indah, Villa Bekasi, Graha Prima, Unggul Graha,
Tridaya, Taman Tridaya, Griya Asri, Puri Cendana, dll.
Pasar Tambun beralamat di JL. Sultan Hassanudin , Setia Darma, Tambun, 17510 Bekasi, Jawa Barat, 17510
GEDUNG JUANG TERLETAK DI PASAR TAMBUN
*Gedung Juang/Gedung Tinggi Tambun Bekasi *
gedung yang
terletak di sebelah barat pasar Tambun Kecamatan Tambun Selatan
Kabupaten Bekasi ini adalah gedung tua yang penuh sejarah dan sarat
dengan cerita perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
GEDUNG
TINGGI. Itu nama bangunan yang beralamat di Jl, Sultan Hasanuddin nomor 5
Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Tidak ada catatan sejarah
yang mengungkapkan sejak kapan masyarakat Bekasi menyebut bangunan
bercat putih itu gedung tinggi. Namun demikian, sebutan itu dapat
dipastikan karena pada saat berdiri bangunan itu, hanya satu satunya
bangunan yang paling tinggi di Bekasi. Sehingga masyarakat Bekasi lebih
mudah menyebutnya sebagai
gedung tinggi.
GEDUNG TINGGI disebut
juga sebagai gedung Juang. Dari sebutan tersebut dapat dipastikan
terkait dengan fungsi gedung tinggi setelah Jepang masuk ke Indonesia.
Saat itu gedung tinggi kerap dipergunakan untuk kepentingan para pejuang
kemerdekaan. Bahkan beberapa kali gedung tinggi digunakan oleh pejuang
sebagai markas perjuangan. Bakan di gedung tinggi pernah dilakukan
sebagai tempat tukar menukar tawanan antara tentara Belanda dengan
pejuang kemerdekaan RI.
Gedung tinggi juga kerap disebut sebagai
gedung putih. Tentu gedung putih dimaksud tidak sama dengan gedung putih
yang ada di Amerika Serikat atau negara Paman Sam. Tapi sebutan gedung
putih itu karena sejak berdiri cat gedung tinggi selalu berwarna putih.
TAHUN DIDIRIKAN DAN PEMILIK BANGUNAN
Dalam buku sejarah Bekasi, gedung tinggi atau gedung juang, didirikan
tahun 1906, oleh seorang tuan tanah keturunan Cina, Kouw Oen Huy. Ia
sering juga dipanggil Kapitaen. Kouw Oen Huy, sebagai tuan tanah
menguasai lahan mulai dari Tambun, Cakung Teluk Pucung hingga ke Cakung
yang kini sudah masuk DKI Jakarta. Bangunan yang pertama adalah bangunan
yang berada di sebelah kiri bangunan gedung tinggi. Dalam bangunan itu
masih terdapat tulisan di lias atas bagian belakang gedung itu tahun
1910. Tidak jelas pembuatan tahun itu sebagai tahun dimulainyabangunan
atau tahun selesainya bangunan pertama. Karena pembangunan tahap ke dua
yaitu gedung tinggi tercatat tahun 1925.
ARSITEKTUR BANGUNAN
Jika dilihat dari gaya bangunan, pembangunan gedung tinggi diilhami oleh
bangunan bergaya Eropah, yang saat itu mulai banyak muncul di beberapa
daerah jajahan Belanda. Bangunan itu bercirikan tulang
penyanggahnya terdiri dari pilar yang bergaris lurus dan bermotif kembang. Ketinggin bangunannya
diperikirakan 4 meter untuk lantai dasar dan 4 meter untuk lantai dua.
Sedang atapnya memiliki kemiringan sekitar 50 persen. Lantainya terbuat
dari ubin berkualitas tinggi. Sehingga tidak mudah pecah. Ubin terbut
dibuat motif kembangan warna merah. Sedang ketebalan dindingnya
diperkirakan sekitar 15 Cm. Terbuat dari batu bata merah. Sedang tiang
penyanggah sekaligus dijadikan sebagi pilar terbuat dari semen cor.
Gedung Tinggi Tambun, terdiri dari 5 unit bangunan, Satu bangunan utama
yang disebut sebagai gedung tinggi dua satu bangunan rumah tempat
tinggal yang terdapat di sisi kiri bangunan utama, dua bangunan paviliun
serta satu bangunan yang juga sejenis paviliun namun ruangannya lebih
sempit. Diduga bangunan itu disediakan untuk tempat para bujang Kouw Oen
Huy, yang sedang berkunjung ke rumahnya. Itu baru dugaan. Karena tidak
ada sejarawan atau sumber yang dpat menceritakan kegunaan ruangan
paviliun tersebut.
Bangunan Utama gedung tinggi terdapat dua lantai. Pada lantai dasar terdapat satu ruang utama berada
dibelakang tangga gerbang utama. Sedang 4 kamar terdapat di sisi kiri dan kanan ruang utama. Sedang
depan sebelum pintu terdapat teras yang dibatsi tembok berukuran satu meter. Pada lantai dua juga
terdapat satu ruang utama, empat kamar di sisi kiri kanan ruang utama.
Untuk memasuki lantai dua terdapat dua tangga yang satu terdapat di
setelah pintun utama lantai dasar sedang tangga ke dua terdapat di
belakang sisi kiri bangunan. Untuk dapat masuk ke setia kamar dilengkapi
tiga pintu dari sebelah kiri dan tiga pintu sebelah kanan dan masing
masing memiliki 2 jendela. Baik di sebelin kiri lantai atas dan
sebelahkanan lantai atas dan begitu juga lantai dasar. Sedang atapnya
terbuat dari genteng.
UNTUK TEMPAT TINGGAL DAN TAMU
Sebagai tuan tanah tanah yang kaya raya, Kouw Oen Huy, dapat dipastikan memiliki relasi yang cukup
luas. Baik dengan pemerintah penjajah Belanda maupun dengan para
pedagang. Sehingga sebagai tuan tanah ia tidak hanya membutuhkan tempat
tinggal tapi juga membutuhkan ruang pertemuan serta kamar untuk para
tamu jika sedang ada keperluan. Bagitu juga tersedianya kamar kamar
ukuran kecil dibelakang
diperkirakan karena bisa saja ada urusan para bujangnya. Sehingga rumah itu tidak saja untuk tempat
tinggal tapi juga untuk kepentingan lainnya. Loue Oen Huy, sempat mengusai lahan pertanian di Bekasi hingga tahun 1942.
DIKUASAI JEPANG
Seiring dengan masuknya kekuasaan Jepang atas Indonesia, tahun 1943, gedung tinggi masuk dalam
pengawasan Jepang. Tidak dijelaskan bagaimana jepang menguasai gedung
tersebut. Jepang menguasi gedung tinggi hingga Februari 1945, menjelang
kemerdekaan RI. Stelaj pemerintah Jepang menyerah kepada tentara sekutu,
gedung tinggi diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan dijadikan
sebagai kantor Kabupaten Jatinegara.
SIKUASAI PEJUANG KEMERDEKAAN (KNI)
Sebagai daerah perjuangan, menghadapi perang kemerdekaan, geding tinggi
yang berlokasi tak jauh dari jalan utama yang menghubungkan Jawa
barat-jawa Tengah dan hanya terpaut beberapa meter dari stasiun kereta
Api Tambun, sangat tepat dijadikan sebagai markas perjuangan. Tahun 1945
itu juga Komite Nasional Indonesia (KNI) mengambil alih gedung tinggi
dan dijadikan sebagai kantor KNI setelah sebelumnya digunakan sebagai
kantor Kabupaten Jatigenara. Lalu gedung tinggi difungsikan sebagai
tempay Pusat Komando Pejuang republik Indonesia (PKPRI) dalam menghadapi
Tentara sekutu yang membonceng tentara Belanda,
Dalam perjalanan
sejarahnya, gedung tinggi kerap digunakan oleh para pejuang kemerdekaan
untuk kegiatan perundingan serta pertukaran tawanan perang. Gedung
tinggi juga menjadi saksi ketika para pejuang kemerdekaan yang ditawan
oleh belanda di pulangkan ke Bekasi sedang tentara Belanda yang berhasil
ditawan pejuang kemerdekaan dipulangkan ke Jakarta. Gedung tinggi juga
tak lu[put dari sasaran serangan udara tentara Belanda. Sebab gtedung
tinggi yang berlokasi sangat strategis itu menjadi target serangan udara
Belanda karena didalamnya bermarkas para pejuang RI.
SASARAN GEMPURAN TENTARA BELANDA
Ketika perundingan Linggarjati tahun 1947 dihianati Belanda, Dan Belanda melakukan aksi militer,
daerah gedung tinggi menjadi sasaran serangan tentara Belanda. Sebab
gedung tersebut menjadi salah satu basis perjuangan bagi pejuang
kemerdekaan RI. Tahun 1949, gedung tinggi sempat berhasil dikuasai
tentara Belanda. Namun tahun 1950 para pejuang Kemerdekaan RI kembali
berhasil menguasainya.
Sejak gedung tinggi kembali dikuasai tahun
1950, gedung yang bernmilai sejarah itu sering digunakan berbagai dinas
instansi pemerintah untuk perkantoran.